BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sering
kali kita orang-orang percaya baik di ibadah gereja, persekutuan jemaat maupun
mezbah pribadi memuji dan menyembah Tuhan, dan apa yang kita lakukan tidak
berdampak bagi kita, dan Tuhan sepertinya tidak mengindahkan penyembahan kita.
Padahal Tuhan rindu setiap kali kita datang menyembah Dia kita langsung dapat
masuk dalam hadiratNya, mengalami perjumpaan dengan-Nya dan menikmati
pribadi-Nya. Mengapa hal itu sering terjadi? Itu dikarenakan kita datang
meyembah Dia dengan cara-cara kita sendiri yang manusiawi dan rutinintas. Kita
juga seringkali menyembah Tuhan hanya berdasarkan keadaan. Kalau kita sedang
baik kita bersukacita, kalau tidak baik kita malas atau sulit untuk
menyembah.
Seandainya
kita datang menyembah Tuhan dengan cara-cara yang Dia mau, maka kita akan
dengan mudah dapat masuk dalam hadiratNya dan berjumpa dengan Dia. Setiap kita
pasti percaya bahwa ada kuasa dalam pujian dan penyembahan, karena pujian dan
penyembahan dapat menciptakan atmosfir rohani dalam hidup dan sekeliling kita. [1]
BAB
II
ADA
KUASA DALAM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
YANG
BENAR
A.
Pengertian
Kuasa dan Pujian Penyembahan
1.
Pengertian Kuasa
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kuasa merupakan kemampuan atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu);kekuatan.[2] Dalam hal ini berarti
kuasa merupakan suatu hal yang timbul ketika seseorang melakukan sesuatu.
2.
Pengertian Pujian dan Penyembahan
Sering kali orang menyebut
“pujian dan penyembahan” seolah-olah kedua hal ini sama atau paling tidak berkombinasi
satu dengan yang lainnya. Pujian dan penyembahan adalah kegiatan bersama yang
saling menujang yang sering kali tampak mirip ketika diekspresikan keluar,
namun sebenarnya mereka bukanlah satu dan sama. Masing-masing mempunyai wujud
dan tujuan sendiri.[3]
Dalam hal ini kita akan melihat pengertian dari masing-masing sehingga kita
dapat membedakannya.
Pujian adalah ekspresi terima kasih dan ucapan syukur
dengan sepenuh hati kepada Tuhan atas apa yang telah Dia lakukan bagi kita. Ada
ekspresi secara fisik dan vokal dari apresiasi ketulusan hati kita kepada Tuhan
untuk berkat yang luar biasa yang telah Dia nyatakan. Satu ciri utama dari
pujian yang mencolok ditandai dengan perayaan dan sukacita meluap dan
diekspresikan dengan cara menyanyi, memekik, berkata-kata, memainkan alat
musik, menari-nari, dan ekspresi lainnya.pujian adalah tindakan dari kemauan,
kita harus mau dan memutuskan untuk memuji Tuhan, bahkan sekalipun kita tidak
merasa senang. Pujian tidak bergantung pada perasaan kita, ia didasarkan atas
kebesaran Tuhan dan itu tidak pernah berubah.
Sedangkan Penyembahan
adalah bentuk tertinggi dari pujian. Masuk kepada alam pemikiran tentang
berkatnya yang luar biasa kepada kita, kita mengekspresikan kekaguman dan
memuji Tuhan sebagai seorang pribadi, karakter, sifat dan kesempurnaan-Nya.[4] Dasar dari penyembahan
adalah mengakui ke Tuhanan-Nya ketika sesuatu disekitar seseorang berteriak
memuji Tuhan. Kita harus mengerti bahwa bahwa penyembahan itu lahir didalam
hati Tuhan. Roh kudus memulai penyembahan didalam hati manusia.[5]
B.
Cara-Cara Melakukan Pujian dan
Penyembahan
Mazmur-mazmur,
yang dapat dikatakan sebagai buku himne Israel, menganjurkan kita untuk
menyembah Allah dalam beberapa cara. Beberapa diantaranya adalah:
1.
(Mazmur 32:11b) Walaupun tenang dan penuh hikmat,
penyembahan juga bisa dilakukan dengan sorak-sorak sukacita.
2.
(Mazmur 33:1-3) Kita tentu harus bernyanyi kepada
Tuhan dalam penyembahan, tetapi nyanyian kita harus penuh sukacita, sebagai
indikasi lain yang tampak dari luar mengenai kondisi hati seseorang. Kita dapat
juga mengiringi nyanyian sukacita kita dengan alat-alat musik. Tetapi, dalam
persekutuan gereja, alat-alat musik listrik sering terlalu keras sehingga
menenggelamkan nyanyian jemaat. Volume alat-alat musik listrik itu harus dikecilkan
atau dimatikan. Pemazmur tak menemui masalah itu!
3.
(Mazmur 63:5) Sebagai tanda penyerahan diri dan
hormat, kita dapat mengangkat tangan bagi Tuhan.
4.
(Mazmur 66:1-4) Kita harus berkata pada Tuhan, betapa
hebatnya Ia dan memuji Dia atas banyak sifatNya yang mengagumkan. Mazmur
merupakan sarana istimewa untuk mendapatkan kata-kata yang cocok untuk memuji
Tuhan. Kita perlu berbuat lebih dari hanya mengulangi kata-kata “Aku puji
Engkau, Tuhan!” Banyak hal yang dapat kita katakan kepadaNya.
5.
(Mazmur 95:6). Bahkan sikap tubuh kita bisa jadi
ungkapan penyembahan kita: berdiri, berlutut atau membungkuk.
6.
(Mazmur 149:5) Tetapi, kita tak harus berdiri atau
berlutut untuk menyembah —bisa saja sambil berbaring di tempat tidur.
7.
(Mazmur 100:4) Ucapan syukur tentulah harus menjadi
bagian dari penyembahan kita.
8.
(Mazmur 149:3) Kita bahkan dapat memuji Tuhan dengan
menari. Tetapi, tarian bukan yang bersifat kedagingan dan tidak sensual.
9.
(Mazmur 150:3-6) Pujilah Tuhan untuk mereka yang
berbakat musik. Karunia-karunia mereka dapat dipakai untuk memuliakan Tuhan
ketika mereka memainkan alat-alat musik dengan hati yang penuh kasih.
Mike dan Viv Hibbert dalam bukunya
menyatakan bahwa, bentuk-bentuk dan cara-cara penyembahan bisa dilakukan dengan
berdiri, berlutut, bersujud, menari-nari, tertawa, bersorak-sorak, bersuara
dengan keras/nyaring, suasana hikmad pada waktu arak-arakan, panji-panji,
menyanyi, nyanyian baru, menyanyi secara berbalasan atau bersahut-sahutan atu
sambung-menyambung, dengan alat-alat musik, dengan bertepuk tangan, dan dengan
mengangkat tangan.[6] Ini
semua merupakan cara yang dapat kita lakukan untuk memuji Tuhan.
C. Menyembahan dalam Roh dan Kebenaran
Kata perempuan itu kepadaNya (Yesus): "Tuhan,
nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah
di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang
menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai
perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung
ini dan bukan juga di Yerusalem. ….. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh
dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan
kebenaran." (Yohanes 4:19-24).
Kata-kata
ucapan Yesus itu memberikan landasan pemahaman tentang aspek-aspek terpenting
dalam penyembahan. Ia berbicara tentang “para penyembah yang benar” dan
menguraikan tentang kualifikasinya. Ini menunjukkan bahwa ada orang-orang yang
adalah penyembah tetapi bukan penyembah yang benar. Mereka dapat
menganggap dirinya menyembah Allah tetapi sebenarnya tidak, karena mereka tak
memenuhi persyaratanNya.
Yesus menyatakan tanda bagi penyembah yang benar yakni
ia menyembah “dalam roh dan kebenaran.” Jadi, dapat dikatakan bahwa penyembah
yang sesat adalah dia yang menyembah “dalam kedagingan dan ketidaktulusan.”
Penyembah kedagingan dan sesat dapat mengalami gerakan-gerakan penyembahan,
tetapi itu hanya pertunjukan, karena penyembahan itu tidak berasal dari hati
yang mengasihi Allah. Penyembahan yang benar kepada Allah hanya berasal dari
hati yang mengasihi Allah. Karena itu, penyembahan dilakukan ketika
jemaat berkumpul, dan juga dilakukan setiap saat dalam kehidupan kita ketika
kita menaati perintah-perintah Kristus.
Kita bisa memuji Tuhan dengan segenap hati kita, jiwa dan
tubuh. Tetapi kita hanya bisa menyembah Dia dengan roh. Menyembah dalam
kebenaran berarti “tidak menyembunyikan rahasia.” Kita berdiri secara nyata,
terbuka di hadapan-Nya, dengan tidak menyembunyikan sesuatu. Seperti Imam
Mahatinggi, kita harus menyiapkan diri kita untuk masuk kedalam Hadirat-Nya.
Seluruh dosa harus di ampuni dan di tahirkan oleh darah Yesus. Untuk
masuk kedalam penyembahan yang benar, kita harus melangkah kedalam alam Roh.
Allah itu Roh, dan Yesus berkata kepada mereka yang mau menyembah Dia harus
menyembah di dalam roh.
Yesus pernah menegur orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat karena penyembahan mereka yang palsu dan tanpa hati:
“Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya
tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal
hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Matius 15:7-9)
Walaupun orang-orang Yahudi dan Samaria di zaman Yesus
memberi tekanan penting pada tempat penyembahan, Yesus berkata bahwa tempat tidak
penting. Sebaliknya, hal yang menentukan kualitas penyembahan seseorang adalah
kondisi hati dan sikap orang itu kepada Allah.
Banyak “penyembahan” yang dilakukan oleh para
penyembah “mati” di gereja-gereja kini hanyalah ritual “mati”. Tanpa perasaan,
orang-orang hanya mengikuti kata-kata orang lain tentang Allah ketika mereka
bernyanyi “lagu-lagu pujian,” dan penyembahan mereka sia-sia, karena gaya-hidup
mereka mengkhianati isi hati mereka yang sebenarnya.
Allah lebih suka mendengar ungkapan sederhana “Saya
mengasihiMu” yang keluar dari dalam hati seorang anak sejatiNya yang taat
dibandingkan dengungan penyembahan yang membosankan tanpa perasaan hati oleh
seribu orang Kristen di hari Minggu pagi yang menyanyikan “How Great Thou Art”
(Aku Memuji KebesaranMu).[7]
D. Kuasa Dalam Pujian Dan Penyembahan Yang
Benar
Padahal Engkaulah Yang Kudus
yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (Mazmur
22:4)
Kehidupan manusia tidak
hanya bisa “terpuaskan” dengan pemenuhan kebutuhan fisik dan jiwani saja.
Manusia juga membutuhkan pemenuhan kebutuhan rohani. Berdoa dan memuji
menyembah Sang Pencipta pastinya sudah menjadi kebutuhan orang Kristiani.
Seperti apa yang tertulis di Kitab Mazmur tersebut bahwa Allah Yang Kudus
bersemayam dan bertahta di atas puji-pujian umatNya. Ketika umat Tuhan memuji
Dia lewat pujian penyembahan, firman Tuhan berkata bahwa pada saat yang sama
Tuhan akan bertahta di atas pujian penyembahan umat-Nya. Kehadiran Tuhan itu
pasti membawa suatu dampak yang luar biasa. Coba kembali renungkan peristiwa
sekitar 2000 tahun yang silam saat dimana Tuhan Yesus berada dimanapun selalu
ditandai dengan penyataan mujizat dan berbagai perbuatan-perbuatan ajaib Allah
yang mentakjubkan.
Banyak
orang sakit dan cacat (buta, kusta, timpang sejak lahir, kerasukan setan, dan
lain sebagainya) mengalami kesembuhan dan mujizat pemulihan di saat berjumpa
dengan Tuhan Yesus. Sayangnya masih ada sebagian orang kristen yang beranggapan
bahwa ini semua peristiwa “masa lampau”. Padahal perjumpaan dengan Tuhan masih
bisa dialami di zaman ini. Dan salah satunya adalah lewat pujian dan
penyembahan.
Ketika umat Tuhan menyembah Dia maka
ada kuasa Allah yang dilepaskan dari Sorga. Beberapa di antaranya adalah:
1.
Kuasa
Gelap Dilumpuhkan
Biarlah
pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua
di tangan mereka, untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa,
penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa, untuk membelenggu raja-raja
mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi,
untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah
semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya! (Mazmur 149:6-9)
Di
saat umat Allah memuji dan menyembah Allah dengan benar, firman Tuhan berkata
bahwa pada saat yang sama pula kita sedang membelenggu dan melumpuhkan
kuasa-kuasa kegelapan. Suku-suku bangsa yang dimaksud dalam ayat di atas
bukanlah manusia biasa. Tetapi mereka adalah penghulu kerajaan kegelapan,
itulah Iblis dan pesuruh-pesuruhnya. Karena untuk menghadapi mereka tidak
dibutuhkan senjata-senjata secara fisik tetapi kuasa Allah.
2
Korintus 10:4, Karena senjata kami dalam
perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi
dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Dan salah satunya adalah lewat pujian
dan penyembahan. Ketika umat Allah memuji dan menyembah Allah dalam roh dan
kebenaran, maka benteng-benteng musuh rohani di runtuhkan.
1
Samuel 16:23, Dan setiap kali apabila roh
yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan
memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari
padanya. Setiap kali Daud memainkan kecapinya
dalam pujian dan penyembahan, maka roh jahat yang “biasa” menguasai Saul
dihalau keluar dari padanya. Hal yang serupa pernah dialami oleh seorang anak
Tuhan yang di saat memuji dan menyembah Allah dengan permainan gitarnya yang
tidak terlalu profesional, namun tujuh orang pemuda dibebaskan dari kuasa gelap
yang mencengkeram hidupnya.
Bisa
dibayangkan bagaimana indahnya kehidupan (pribadi maupun keluarga) apabila kita
hidup dalam suasana pujian dan penyembahan setiap hari. Yang pasti area kita
akan “steril” dari pengaruh kuasa kegelapan.
2.
Menerima
Inspirasi Allah
Maka
sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.” Pada waktu pemetik kecapi
itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia. Kemudian berkatalah ia:
“Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit, sebab
beginilah firman TUHAN: Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah
ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan
pengangkut dapat minum. Dan itu pun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga
orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu. Kamu akan memusnahkan segala
kota yang berkubu dan segala kota pilihan; kamu akan menumbangkan segala pohon
yang baik; kamu akan menutup segala mata air dan kamu akan merusakkan segala
ladang yang baik dengan batu-batu.” (2 Raja-Raja 3:15-19)
Di
tengah-tengah menghadapi situasi kekurangan air dan kepungan musuh-musuh yang
hebat, Yosafat meminta sekutunya raja Israel untuk mencari nabi Tuhan. Ketika
mereka berjumpa dengan Elisa, nabi Tuhan pada waktu itu, mereka diperintahkan
untuk mencari pemaian kecapi. Tujuannya? Untuk mempersembahkan pujian dan
penyembahan kepada Tuhan. Dan heran, ketika pemain kecapi ini memainkan musik
pujian dan penyembahan kepada Tuhan, inpirasi turun ke atas nabi Tuhan. Lewat
inspirasi yang turun ini, mereka mendapat pentunjuk dalam mengatasi situasi
sukar yang sedang mereka hadapi.
2
Raja-Raja 3:18. Bagi
Tuhan tidak ada satupun perkara sukar yang tidak bisa dipecahkannya dengan
mudah. Semua perkara mudah bagi Allah. Betapa indahnya hidup yang mengandalkan
kemampuan Allah yang ekstra ordinari ini. Karena itu jadikan peujian dan
penyembahan sebagai gaya hidup sehari-hari. Orang yang hidup dengan gaya hidup
seperti ini tidak akan kekurangan hikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Ingatlah hikmat Allah turun atas Salomo setelah ia mempersembahkan korban
bakaran kepadaNya.
1
Raj. 3:4-5, 12.
Pujian dan penyembahan adalah sebuah persembahan yang sangat memperkenankan
hati Tuhan. Ketika umat Tuhan mempersembahkan pujian dan penyembahan, maka
hikmat Allah akan turun dengan limpahnya atas kita.
3. Allah Berperang Ganti Kita
Setelah
ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi
nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada
waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata:
"Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setiaNya!" Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan
nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan
orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka
terpukul kalah. (2
Tawarikh 20:21-22)
Dua
ayat di atas jelas mengatakan ketika umat Tuhan menaikkan pujian dan
penyembahan maka Tuhan mengadakan penghadangan terhadap musuh-musuh umatNya.
Dengan kata lain, ketika memuji dan menyembah Allah, maka Ia siap berperang
ganti kita. Cara Tuhan berperang jelas berbeda dengan cara kita. Cara Tuhan
berperang itu begitu efektif dan meraih hasil yang besar. Musuh-musuh yang
ditakuti oleh Yosafat dan raja Israel dikalahkan dengan mudah tanpa
keterlibatan Yosafat dan “sekutunya”. Mengapa Tuhan senang kita menaikkan
pujian dan penyembahan dikala kita sedang menghadapi situasi yang sulit?.
Jawabannya sederhana, supaya kita tidak terjebak dengan persungutan (1
Kor. 10:10) atau
perkataan-perkataan negatif lainnya.
Ayub
34:36. Ah, kiranya Ayub diuji
terus-menerus, karena ia menjawab seperti orang-orang jahat!. Lamanya ujian yang dihadapi oleh Ayub
amat ditentukan oleh sikap dan perkataan-nya. Tidak disangkali tidaklah mudah
menghadapi situasi sukar yang dialami oleh Ayub (bayangkan dalam satu hari, ia
bukan hanya kehilangan harta bendanya, tetapi juga disertai kematian sepuluh
anak kesa-yangannya, masih ditambah lagi penyakit kulit yang ia alami secara
mendadak, ditinggalkan oleh istrinya, semua dalam waktu yang hampir bersamaan.
Namun per-hatikan selama ia belum bersikap dan berkata dengan benar, maka ia
belum lulus dalam ujiannya. Berarti, ia masih akan terus “Berputar-putar” dalam
ujian sama yang amat ia tidak sukai. Kenali prinsip ini, supaya di saat
berhadapan dengan ujian atau berbagai kesukaran lainnya, kita tidak bersikap
dan berkata yang kontraproduktif. Firman Tuhan mengajarkan naikkan pujian dan
penyembahan di tengah-tengah situasi sulit apapun. Hasilnya justru akan membuat
kita terkagum-kagum.
4. Menarik Jiwa-jiwa Datang Kepada
Dia
Ia
memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang
akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN. (Mazmur 40:4)
Satu
lagi dampak dasyat dari pujian dan penyembahan yang tidak kalah pentingnya,
ketika kita memiliki gaya hidup memuji dan menyembah Allah, maka kuasa Tuhan
akan nyata dalam menarik orang datang kepadaNya lewat kehidupan kita (Yoh. 12:32) (Dan
Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepadaKu). Tidak
satupun orang bisa datang dekat kepada Bapa jika bukan Roh Allah yang
menariknya. Jangan pernah mencoba “menobatkan” mengubah orang dengan kekuatan
manusia kita. Perubahan hanya bisa dikerjakan oleh Tuhan. Kuasa Allah akan
menarik orang datang kepadaNya melalui kehidupan yang memberikan pujian dan
penyembahan kepada Tuhan. Ini berarti orang yang hidup dalam pujian dan
penyembahan akan berbuah-buah secara rohani.[8]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian
dan pengetahuan yang benar tentang Allah sangat diperlukan oleh setiap
generasi.[9]
Sering kali anak-anak Tuhan memuji dan menyembah Tuhan, tetapi tidak mengerti
apa sebenarnya dan mengapa mereka harus memuji Tuhan. Bahkan jika kita bertanya
kepada mereka, mungkin ada diantara anak-anak Tuhan itu yang tidak mengerti apa
saja yang dapat dilakukan dengan pujian dan penyembahan yang benar terhadap
Allah.
Banyak
dari anak-anak Tuhan di berbagai tempat yang tergabung dalam berbagai macam
gereja tidak/belum mengerti sepenuhnya akan apa itu pujian dan penyembahan,
arti maupun tujuannya. Kita tidak usah melihat jauh – jauh ke gereja orang
lain, apalagi menyinggung gereja lain denominasi yang kurang menekankan pujian
dan penyembahan dalam kebaktian. Mari kita lihat kembali ke dalam tubuh Kristus
dimana kita disatukan dan beribadah bersama. Apakah saudara-saudara dalam
Kirstus yang duduk di kanan/kiri kita waktu kebaktian, atau mungkin kita
sendiri benar-benar sudah mengerti dan mengalami sendiri hadirat Allah dan
kuasa yang terkandung di dalam pujian dan penyembahan yang kita naikkan.
Ada
banyak sekali kuasa yang terkandung dalam pujian penyembahan. Itu sebabnya kita
sebagai anak-anak Tuhan harus mengeti apa saja sebebnarnya kuasa yang terdapat
dalam pujian penyembahan itu. Beberapa kuasa yang terkandung dalam pujian dan
penyembahan, yaitu Kuasa melumpuhkan kuasa kegelapan, kita bisa menerima
inspirasi dari Allah, dengan pujian dan penyembahan maka Allahlah yang
berperang ganti kita, dan dengan pujian penyembahan maka dapat menarik
jiwa-jiwa datang kepada Dia.
DAFTAR
PUSTAKA
Alkitab. Lembaga Alkitab
Indonesia (LAI)
A.L. Gill, Joyce. Pujian Dan
Penyembahan (Menjadi Penyembah-penyembah yang
benar),
(Gill Ministry)
Sorge, Bob. Mengungkap Segi Pujian dan
Penyembahan, (Yokyakarta, Yayasan
Andi,
2010).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Mike & Hubbert, Viv. Pelayanan Musik, (Yokyakarta,
Andi Offset. 2010)
Tippit, Sammy. Anda Dipanggil Untuk
Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran.
(Bandung,
Lembaga Literatur Babtis, 2003)
http://gbi-sintang.blogspot.com/2013/02/breakthrough-in-worship-terobosan
dalam.html
http://www.heavensfamily.org/ss/bahasa/20
(28/05/2015)
http://Kuasa
Di Balik Pujian_PRAISE Online Situs Informasi Musik Rohani Terbesar &
Terlengkap di Indonesia, Berita Musik Rohani, Foto Artis Penyanyi Rohani, Lirik
Lagu,Jadwal Konser, dan lain-lain.html
[1]
http://gbi-sintang.blogspot.com/2013/02/breakthrough-in-worship-terobosan-dalam.html
(27/05/2015)
[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
[3] Bob Sorge. Mengungkap Segi
Pujian dan Penyembahan, (Yokyakarta, Yayasan Andi, 2010). Hal 1
[4] A.L. Joyce Gill. Pujian Dan
Penyembahan (Menjadi Penyembah-penyembah yang benar), (Gill Ministry. hal 8
[5] Bob Sorge, hal 75-78
[6] Mike & Viv Hubbert.
Pelayanan Musik, (Yokyakarta, Andi Offset. 2010) hal138-152
[7]
http://www.heavensfamily.org/ss/bahasa/20 (28/05/2015)
[8] http://Kuasa Di Balik
Pujian_PRAISE Online Situs Informasi Musik Rohani Terbesar & Terlengkap di
Indonesia, Berita Musik Rohani, Foto Artis Penyanyi Rohani, Lirik Lagu,Jadwal
Konser, dan lain-lain.html (26/05/2015)
[9] Sammy Tippit. Anda Dipanggil Untuk Menyembah Allah dalam
Roh dan Kebenaran. (Bandung, Lembaga Literatur Babtis, 2003), hal 23
good,,,,
BalasHapusmakasih....:)
BalasHapusTerimakasih sudah mendapatkan peringatan untuk terus memuji Tuhan dengan hati yang benar. Haleluya.
BalasHapus🙏
HapusKonteksnya kan bkn di gunung lg ato di jerusalem, tp dlm roh artinya ini berbicara tentang tempat, kl dulu org menyembah hrs ke jerusalem, tapi skrg bisa dimana saja yang penting dari dalam rohnya ,tulus dan kebenaran ,artinya yg menyembah itu hidupnya hrs benar.
BalasHapusBetul
Hapus