Senin, 14 September 2015

ADA KUASA DIBALIK PUJIAN PENYEMBAHAN



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sering kali kita orang-orang percaya baik di ibadah gereja, persekutuan jemaat maupun mezbah pribadi memuji dan menyembah Tuhan, dan apa yang kita lakukan tidak berdampak bagi kita, dan Tuhan sepertinya tidak mengindahkan penyembahan kita. Padahal Tuhan rindu setiap kali kita datang menyembah Dia kita langsung dapat masuk dalam hadiratNya, mengalami perjumpaan dengan-Nya dan menikmati pribadi-Nya. Mengapa hal itu sering terjadi? Itu dikarenakan kita datang meyembah Dia dengan cara-cara kita sendiri yang manusiawi dan rutinintas. Kita juga seringkali menyembah Tuhan hanya berdasarkan keadaan. Kalau kita sedang baik kita bersukacita, kalau tidak baik kita malas atau sulit untuk menyembah. 
Seandainya kita datang menyembah Tuhan dengan cara-cara yang Dia mau, maka kita akan dengan mudah dapat masuk dalam hadiratNya dan berjumpa dengan Dia. Setiap kita pasti percaya bahwa ada kuasa dalam pujian dan penyembahan, karena pujian dan penyembahan dapat menciptakan atmosfir rohani dalam hidup dan sekeliling kita. [1]









BAB II
ADA KUASA DALAM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
YANG BENAR

A.   Pengertian Kuasa dan Pujian Penyembahan
1.    Pengertian Kuasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kuasa merupakan kemampuan atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu);kekuatan.[2] Dalam hal ini berarti kuasa merupakan suatu hal yang timbul ketika seseorang melakukan sesuatu.
2.    Pengertian Pujian dan Penyembahan
Sering kali orang menyebut “pujian dan penyembahan” seolah-olah kedua hal ini sama atau paling tidak berkombinasi satu dengan yang lainnya. Pujian dan penyembahan adalah kegiatan bersama yang saling menujang yang sering kali tampak mirip ketika diekspresikan keluar, namun sebenarnya mereka bukanlah satu dan sama. Masing-masing mempunyai wujud dan tujuan sendiri.[3] Dalam hal ini kita akan melihat pengertian dari masing-masing sehingga kita dapat membedakannya.
Pujian adalah ekspresi terima kasih dan ucapan syukur dengan sepenuh hati kepada Tuhan atas apa yang telah Dia lakukan bagi kita. Ada ekspresi secara fisik dan vokal dari apresiasi ketulusan hati kita kepada Tuhan untuk berkat yang luar biasa yang telah Dia nyatakan. Satu ciri utama dari pujian yang mencolok ditandai dengan perayaan dan sukacita meluap dan diekspresikan dengan cara menyanyi, memekik, berkata-kata, memainkan alat musik, menari-nari, dan ekspresi lainnya.pujian adalah tindakan dari kemauan, kita harus mau dan memutuskan untuk memuji Tuhan, bahkan sekalipun kita tidak merasa senang. Pujian tidak bergantung pada perasaan kita, ia didasarkan atas kebesaran Tuhan dan itu tidak pernah berubah.
Sedangkan Penyembahan adalah bentuk tertinggi dari pujian. Masuk kepada alam pemikiran tentang berkatnya yang luar biasa kepada kita, kita mengekspresikan kekaguman dan memuji Tuhan sebagai seorang pribadi, karakter, sifat dan kesempurnaan-Nya.[4] Dasar dari penyembahan adalah mengakui ke Tuhanan-Nya ketika sesuatu disekitar seseorang berteriak memuji Tuhan. Kita harus mengerti bahwa bahwa penyembahan itu lahir didalam hati Tuhan. Roh kudus memulai penyembahan didalam hati manusia.[5]
B.   Cara-Cara Melakukan Pujian dan Penyembahan
Mazmur-mazmur, yang dapat dikatakan sebagai buku himne Israel, menganjurkan kita untuk menyembah Allah dalam beberapa cara. Beberapa diantaranya adalah:
1.    (Mazmur 32:11b) Walaupun tenang dan penuh hikmat, penyembahan juga bisa dilakukan dengan sorak-sorak sukacita.
2.    (Mazmur 33:1-3) Kita tentu harus bernyanyi kepada Tuhan dalam penyembahan, tetapi nyanyian kita harus penuh sukacita, sebagai indikasi lain yang tampak dari luar mengenai kondisi hati seseorang. Kita dapat juga mengiringi nyanyian sukacita kita dengan alat-alat musik. Tetapi, dalam persekutuan gereja, alat-alat musik listrik sering terlalu keras sehingga menenggelamkan nyanyian jemaat. Volume alat-alat musik listrik itu harus dikecilkan atau dimatikan. Pemazmur tak menemui masalah itu!
3.    (Mazmur 63:5) Sebagai tanda penyerahan diri dan hormat, kita dapat mengangkat tangan bagi Tuhan.
4.    (Mazmur 66:1-4) Kita harus berkata pada Tuhan, betapa hebatnya Ia dan memuji Dia atas banyak sifatNya yang mengagumkan. Mazmur merupakan sarana istimewa untuk mendapatkan kata-kata yang cocok untuk memuji Tuhan. Kita perlu berbuat lebih dari hanya mengulangi kata-kata “Aku puji Engkau, Tuhan!” Banyak hal yang dapat kita katakan kepadaNya.
5.    (Mazmur 95:6). Bahkan sikap tubuh kita bisa jadi ungkapan penyembahan kita: berdiri, berlutut atau membungkuk.
6.    (Mazmur 149:5) Tetapi, kita tak harus berdiri atau berlutut untuk menyembah —bisa saja sambil berbaring di tempat tidur.
7.    (Mazmur 100:4) Ucapan syukur tentulah harus menjadi bagian dari penyembahan kita.
8.    (Mazmur 149:3) Kita bahkan dapat memuji Tuhan dengan menari. Tetapi, tarian bukan yang bersifat kedagingan dan tidak sensual.
9.    (Mazmur 150:3-6) Pujilah Tuhan untuk mereka yang berbakat musik. Karunia-karunia mereka dapat dipakai untuk memuliakan Tuhan ketika mereka memainkan alat-alat musik dengan hati yang penuh kasih.
Mike dan Viv Hibbert dalam bukunya menyatakan bahwa, bentuk-bentuk dan cara-cara penyembahan bisa dilakukan dengan berdiri, berlutut, bersujud, menari-nari, tertawa, bersorak-sorak, bersuara dengan keras/nyaring, suasana hikmad pada waktu arak-arakan, panji-panji, menyanyi, nyanyian baru, menyanyi secara berbalasan atau bersahut-sahutan atu sambung-menyambung, dengan alat-alat musik, dengan bertepuk tangan, dan dengan mengangkat tangan.[6] Ini semua merupakan cara yang dapat kita lakukan untuk memuji Tuhan.
C.   Menyembahan dalam Roh dan Kebenaran
Kata perempuan itu kepadaNya (Yesus): "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. ….. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:19-24).
Kata-kata ucapan Yesus itu memberikan landasan pemahaman tentang aspek-aspek terpenting dalam penyembahan. Ia berbicara tentang “para penyembah yang benar” dan menguraikan tentang kualifikasinya. Ini menunjukkan bahwa ada orang-orang yang adalah penyembah tetapi bukan penyembah yang benar. Mereka dapat menganggap dirinya menyembah Allah tetapi sebenarnya tidak, karena mereka tak memenuhi persyaratanNya.
Yesus menyatakan tanda bagi penyembah yang benar yakni ia menyembah “dalam roh dan kebenaran.” Jadi, dapat dikatakan bahwa penyembah yang sesat adalah dia yang menyembah “dalam kedagingan dan ketidaktulusan.” Penyembah kedagingan dan sesat dapat mengalami gerakan-gerakan penyembahan, tetapi itu hanya pertunjukan, karena penyembahan itu tidak berasal dari hati yang mengasihi Allah. Penyembahan yang benar kepada Allah hanya berasal dari hati yang mengasihi Allah. Karena itu, penyembahan dilakukan ketika jemaat berkumpul, dan juga dilakukan setiap saat dalam kehidupan kita ketika kita menaati perintah-perintah Kristus.
Kita bisa memuji Tuhan dengan segenap hati kita, jiwa dan tubuh. Tetapi kita hanya bisa menyembah Dia dengan roh. Menyembah dalam kebenaran berarti “tidak menyembunyikan rahasia.” Kita berdiri secara nyata, terbuka di hadapan-Nya, dengan tidak menyembunyikan sesuatu. Seperti Imam Mahatinggi, kita harus menyiapkan diri kita untuk masuk kedalam Hadirat-Nya. Seluruh dosa harus di ampuni dan di tahirkan oleh darah Yesus. Untuk masuk kedalam penyembahan yang benar, kita harus melangkah kedalam alam Roh. Allah itu Roh, dan Yesus berkata kepada mereka yang mau menyembah Dia harus menyembah di dalam roh.
Yesus pernah menegur orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena penyembahan mereka yang palsu dan tanpa hati:
“Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Matius 15:7-9)
Walaupun orang-orang Yahudi dan Samaria di zaman Yesus memberi tekanan penting pada tempat penyembahan, Yesus berkata bahwa tempat tidak penting. Sebaliknya, hal yang menentukan kualitas penyembahan seseorang adalah kondisi hati dan sikap orang itu kepada Allah.
Banyak “penyembahan” yang dilakukan oleh para penyembah “mati” di gereja-gereja kini hanyalah ritual “mati”. Tanpa perasaan, orang-orang hanya mengikuti kata-kata orang lain tentang Allah ketika mereka bernyanyi “lagu-lagu pujian,” dan penyembahan mereka sia-sia, karena gaya-hidup mereka mengkhianati isi hati mereka yang sebenarnya.
Allah lebih suka mendengar ungkapan sederhana “Saya mengasihiMu” yang keluar dari dalam hati seorang anak sejatiNya yang taat dibandingkan dengungan penyembahan yang membosankan tanpa perasaan hati oleh seribu orang Kristen di hari Minggu pagi yang menyanyikan “How Great Thou Art” (Aku Memuji KebesaranMu).[7]
D.   Kuasa Dalam Pujian Dan Penyembahan Yang Benar
Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (Mazmur 22:4)
Kehidupan manusia tidak hanya bisa “terpuaskan” dengan pemenuhan kebutuhan fisik dan jiwani saja. Manusia juga membutuhkan pemenuhan kebutuhan rohani. Berdoa dan memuji menyembah  Sang Pencipta pastinya sudah menjadi kebutuhan orang Kristiani. Seperti apa yang tertulis di Kitab Mazmur tersebut bahwa Allah Yang Kudus bersemayam dan bertahta di atas puji-pujian umatNya. Ketika umat Tuhan memuji Dia lewat pujian penyembahan, firman Tuhan berkata bahwa pada saat yang sama Tuhan akan bertahta di atas pujian penyembahan umat-Nya. Kehadiran Tuhan itu pasti membawa suatu dampak yang luar biasa. Coba kembali renungkan peristiwa sekitar 2000 tahun yang silam saat dimana Tuhan Yesus berada dimanapun selalu ditandai dengan penyataan mujizat dan berbagai perbuatan-perbuatan ajaib Allah yang mentakjubkan. 
Banyak orang sakit dan cacat (buta, kusta, timpang sejak lahir, kerasukan setan, dan lain sebagainya) mengalami kesembuhan dan mujizat pemulihan di saat berjumpa dengan Tuhan Yesus. Sayangnya masih ada sebagian orang kristen yang beranggapan bahwa ini semua peristiwa “masa lampau”. Padahal perjumpaan dengan Tuhan masih bisa dialami di zaman ini. Dan salah satunya adalah lewat pujian dan penyembahan.
Ketika umat Tuhan menyembah Dia maka ada kuasa Allah yang dilepaskan dari Sorga. Beberapa di antaranya adalah:
1.    Kuasa Gelap Dilumpuhkan
Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka, untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa, untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi, untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya! (Mazmur 149:6-9)
Di saat umat Allah memuji dan menyembah Allah dengan benar, firman Tuhan berkata bahwa pada saat yang sama pula kita sedang membelenggu dan melumpuhkan kuasa-kuasa kegelapan. Suku-suku bangsa yang dimaksud dalam ayat di atas bukanlah manusia biasa. Tetapi mereka adalah penghulu kerajaan kegelapan, itulah Iblis dan pesuruh-pesuruhnya. Karena untuk menghadapi mereka tidak dibutuhkan senjata-senjata secara fisik tetapi kuasa Allah.
2 Korintus 10:4, Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Dan salah satunya adalah lewat pujian dan penyembahan. Ketika umat Allah memuji dan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, maka benteng-benteng musuh rohani di runtuhkan. 
1 Samuel 16:23, Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya. Setiap kali Daud memainkan kecapinya dalam pujian dan penyembahan, maka roh jahat yang “biasa” menguasai Saul dihalau keluar dari padanya. Hal yang serupa pernah dialami oleh seorang anak Tuhan yang di saat memuji dan menyembah Allah dengan permainan gitarnya yang tidak terlalu profesional, namun tujuh orang pemuda dibebaskan dari kuasa gelap yang mencengkeram hidupnya.
Bisa dibayangkan bagaimana indahnya kehidupan (pribadi maupun keluarga) apabila kita hidup dalam suasana pujian dan penyembahan setiap hari. Yang pasti area kita akan “steril” dari pengaruh kuasa kegelapan.
2.    Menerima Inspirasi Allah
Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.” Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia. Kemudian berkatalah ia: “Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit, sebab beginilah firman TUHAN: Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum. Dan itu pun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu. Kamu akan memusnahkan segala kota yang berkubu dan segala kota pilihan; kamu akan menumbangkan segala pohon yang baik; kamu akan menutup segala mata air dan kamu akan merusakkan segala ladang yang baik dengan batu-batu.” (2 Raja-Raja 3:15-19)
Di tengah-tengah menghadapi situasi kekurangan air dan kepungan musuh-musuh yang hebat, Yosafat meminta sekutunya raja Israel untuk mencari nabi Tuhan. Ketika mereka berjumpa dengan Elisa, nabi Tuhan pada waktu itu, mereka diperintahkan untuk mencari pemaian kecapi. Tujuannya? Untuk mempersembahkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Dan heran, ketika pemain kecapi ini memainkan musik pujian dan penyembahan kepada Tuhan, inpirasi turun ke atas nabi Tuhan. Lewat inspirasi yang turun ini, mereka mendapat pentunjuk dalam mengatasi situasi sukar yang sedang mereka hadapi. 
2 Raja-Raja 3:18. Bagi Tuhan tidak ada satupun perkara sukar yang tidak bisa dipecahkannya dengan mudah. Semua perkara mudah bagi Allah. Betapa indahnya hidup yang mengandalkan kemampuan Allah yang ekstra ordinari ini. Karena itu jadikan peujian dan penyembahan sebagai gaya hidup sehari-hari. Orang yang hidup dengan gaya hidup seperti ini tidak akan kekurangan hikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah hikmat Allah turun atas Salomo setelah ia mempersembahkan korban bakaran kepadaNya.
1 Raj. 3:4-5, 12. Pujian dan penyembahan adalah sebuah persembahan yang sangat memperkenankan hati Tuhan. Ketika umat Tuhan mempersembahkan pujian dan penyembahan, maka hikmat Allah akan turun dengan limpahnya atas kita.
3.    Allah Berperang Ganti Kita
Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya!" Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. (2 Tawarikh 20:21-22)
Dua ayat di atas jelas mengatakan ketika umat Tuhan menaikkan pujian dan penyembahan maka Tuhan mengadakan penghadangan terhadap musuh-musuh umatNya. Dengan kata lain, ketika memuji dan menyembah Allah, maka Ia siap berperang ganti kita. Cara Tuhan berperang jelas berbeda dengan cara kita. Cara Tuhan berperang itu begitu efektif dan meraih hasil yang besar. Musuh-musuh yang ditakuti oleh Yosafat dan raja Israel dikalahkan dengan mudah tanpa keterlibatan Yosafat dan “sekutunya”. Mengapa Tuhan senang kita menaikkan pujian dan penyembahan dikala kita sedang menghadapi situasi yang sulit?. Jawabannya sederhana, supaya kita tidak terjebak dengan persungutan (1 Kor. 10:10) atau perkataan-perkataan negatif lainnya. 
Ayub 34:36. Ah, kiranya Ayub diuji terus-menerus, karena ia menjawab seperti orang-orang jahat!. Lamanya ujian yang dihadapi oleh Ayub amat ditentukan oleh sikap dan perkataan-nya. Tidak disangkali tidaklah mudah menghadapi situasi sukar yang dialami oleh Ayub (bayangkan dalam satu hari, ia bukan hanya kehilangan harta bendanya, tetapi juga disertai kematian sepuluh anak kesa-yangannya, masih ditambah lagi penyakit kulit yang ia alami secara mendadak, ditinggalkan oleh istrinya, semua dalam waktu yang hampir bersamaan. Namun per-hatikan selama ia belum bersikap dan berkata dengan benar, maka ia belum lulus dalam ujiannya. Berarti, ia masih akan terus “Berputar-putar” dalam ujian sama yang amat ia tidak sukai. Kenali prinsip ini, supaya di saat berhadapan dengan ujian atau berbagai kesukaran lainnya, kita tidak bersikap dan berkata yang kontraproduktif. Firman Tuhan mengajarkan naikkan pujian dan penyembahan di tengah-tengah situasi sulit apapun. Hasilnya justru akan membuat kita terkagum-kagum.
4.    Menarik Jiwa-jiwa Datang Kepada Dia
Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN. (Mazmur 40:4)
Satu lagi dampak dasyat dari pujian dan penyembahan yang tidak kalah pentingnya, ketika kita memiliki gaya hidup memuji dan menyembah Allah, maka kuasa Tuhan akan nyata dalam menarik orang datang kepadaNya lewat kehidupan kita (Yoh. 12:32) (Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu). Tidak satupun orang bisa datang dekat kepada Bapa jika bukan Roh Allah yang menariknya. Jangan pernah mencoba “menobatkan” mengubah orang dengan kekuatan manusia kita. Perubahan hanya bisa dikerjakan oleh Tuhan. Kuasa Allah akan menarik orang datang kepadaNya melalui kehidupan yang memberikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Ini berarti orang yang hidup dalam pujian dan penyembahan akan berbuah-buah secara rohani.[8]



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengertian dan pengetahuan yang benar tentang Allah sangat diperlukan oleh setiap generasi.[9] Sering kali anak-anak Tuhan memuji dan menyembah Tuhan, tetapi tidak mengerti apa sebenarnya dan mengapa mereka harus memuji Tuhan. Bahkan jika kita bertanya kepada mereka, mungkin ada diantara anak-anak Tuhan itu yang tidak mengerti apa saja yang dapat dilakukan dengan pujian dan penyembahan yang benar terhadap Allah.
Banyak dari anak-anak Tuhan di berbagai tempat yang tergabung dalam berbagai macam gereja tidak/belum mengerti sepenuhnya akan apa itu pujian dan penyembahan, arti maupun tujuannya. Kita tidak usah melihat jauh – jauh ke gereja orang lain, apalagi menyinggung gereja lain denominasi yang kurang menekankan pujian dan penyembahan dalam kebaktian. Mari kita lihat kembali ke dalam tubuh Kristus dimana kita disatukan dan beribadah bersama. Apakah saudara-saudara dalam Kirstus yang duduk di kanan/kiri kita waktu kebaktian, atau mungkin kita sendiri benar-benar sudah mengerti dan mengalami sendiri hadirat Allah dan kuasa yang terkandung di dalam pujian dan penyembahan yang kita naikkan.
Ada banyak sekali kuasa yang terkandung dalam pujian penyembahan. Itu sebabnya kita sebagai anak-anak Tuhan harus mengeti apa saja sebebnarnya kuasa yang terdapat dalam pujian penyembahan itu. Beberapa kuasa yang terkandung dalam pujian dan penyembahan, yaitu Kuasa melumpuhkan kuasa kegelapan, kita bisa menerima inspirasi dari Allah, dengan pujian dan penyembahan maka Allahlah yang berperang ganti kita, dan dengan pujian penyembahan maka dapat menarik jiwa-jiwa datang kepada Dia.






DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
A.L. Gill, Joyce. Pujian Dan Penyembahan (Menjadi Penyembah-penyembah yang
benar), (Gill Ministry)
Sorge, Bob. Mengungkap Segi Pujian dan Penyembahan, (Yokyakarta, Yayasan
Andi, 2010).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Mike & Hubbert, Viv. Pelayanan Musik, (Yokyakarta, Andi Offset. 2010)
Tippit, Sammy. Anda Dipanggil Untuk Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran.
(Bandung, Lembaga Literatur Babtis, 2003)
http://gbi-sintang.blogspot.com/2013/02/breakthrough-in-worship-terobosan
dalam.html
http://www.heavensfamily.org/ss/bahasa/20 (28/05/2015)
http://Kuasa Di Balik Pujian_PRAISE Online Situs Informasi Musik Rohani Terbesar & Terlengkap di Indonesia, Berita Musik Rohani, Foto Artis Penyanyi Rohani, Lirik Lagu,Jadwal Konser, dan lain-lain.html



[1] http://gbi-sintang.blogspot.com/2013/02/breakthrough-in-worship-terobosan-dalam.html (27/05/2015)
[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
[3] Bob Sorge. Mengungkap Segi Pujian dan Penyembahan, (Yokyakarta, Yayasan Andi, 2010). Hal 1
[4] A.L. Joyce Gill. Pujian Dan Penyembahan (Menjadi Penyembah-penyembah yang benar), (Gill Ministry. hal 8
[5] Bob Sorge, hal 75-78
[6] Mike & Viv Hubbert. Pelayanan Musik, (Yokyakarta, Andi Offset. 2010) hal138-152
[7] http://www.heavensfamily.org/ss/bahasa/20 (28/05/2015)
[8] http://Kuasa Di Balik Pujian_PRAISE Online Situs Informasi Musik Rohani Terbesar & Terlengkap di Indonesia, Berita Musik Rohani, Foto Artis Penyanyi Rohani, Lirik Lagu,Jadwal Konser, dan lain-lain.html (26/05/2015)
[9] Sammy Tippit. Anda Dipanggil Untuk Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran. (Bandung, Lembaga Literatur Babtis, 2003), hal 23







6 komentar:

  1. Terimakasih sudah mendapatkan peringatan untuk terus memuji Tuhan dengan hati yang benar. Haleluya.

    BalasHapus
  2. Konteksnya kan bkn di gunung lg ato di jerusalem, tp dlm roh artinya ini berbicara tentang tempat, kl dulu org menyembah hrs ke jerusalem, tapi skrg bisa dimana saja yang penting dari dalam rohnya ,tulus dan kebenaran ,artinya yg menyembah itu hidupnya hrs benar.

    BalasHapus